Suku Melayu termasuk suku yang banyak memproduk sarjana atau lebih tepatnya disebut “sarjana Melayu”. Mereka menjadi sumber daya manusia handal kemudian memposisikan dirinya sebagai tokoh, cerdik pandai berkompetan di bidangnya masing - masing. Tidak sedikit pula para sarjana Melayu ini mengambil peran menjadi elit – elit negara atau daerah. Para anak Melayu berhasil duduk sebagai birokrat, tokoh politik, ekonom, pendidik, akademisi, aparat hukum dan lainnya mereka tampil ke depan memberikan pemikiran konstruktif, gagasan dan solusi untuk berbagai masalah dalam masyarakat dan negara. Pada perjalanannya kelompok sarjana Melayu membutuh sebuah orgnaisasi, guna mewadahi eksistensi perkumpulan sarjana Melayu. Organisasi tersebut telah didirikan dengan nama Ikatan Sarjana Melayu Indonesia (ISMI). Persyarikatan ini dipandang penting untuk menampung aspirasi, kepentingan dan tujuan bersama serta mengembangkan potensi diri, etnis, daerah serta negara. Tulisan singkat ini sekedar menegaskan peran pentingnya kehadiran ISMI di Indonesia serta menuntun arah jalan ISMI sebagai agen perubahan dengan menselaraskan visi Asta Cita Menuju Indonesia Emas 2045.
Terminologi Sarjana Melayu
Term sarjana melayu merupakan penggalan dua kata yakni “sarjana” dan “Melayu” dua term berbeda kemudian disatukan untuk membentuk satu makna tersendiri. Kata sarjana merupakan kata benda diartikan orang pandai (ahli ilmu pengetahuan). Sarjana dalam erti terminologi adalah gelar strata satu dicapai oleh seseorang yang telah menamatkan tingkat terakhir di perguruan tinggi (universitas/institut/sekolah tinggi) yang berlangsung selama empat hingga tujuh tahun (tergantung pada institusi dan disiplin akademik). Dalam konteks Indonesia gelar sarjana ditulis di belakang nama yang berhak dengan mencantumkan hurup S diikuti inisial bidang studi .
Selanjutnya kata Melayu bisa merujuk berbagai perspektif, mulai suku bangsa, bahasa atau budaya yang terkait dengan wilayah Asia Tenggara Maritim, merujuk kepada orang – orang yang menuturkan bahasa Melayu hingga mengacu kepada wilayah geografis tertentu seperti Semenanjung Malaka dan pulau – pulau di sekitarnya. Berikutnya kata Melayu merujuk pada istilah yang lebih luas seperti “dunia Melayu” mencakup wilayah geografis dan budaya yang dihuni oleh orang Melayu. Dengan kata lain memahami istilah terminologi Melayu memiliki makna luas dan dapat merujuk banyak berupa kelompok etnis, bahasa, budaya dan wilayah geografis Asia Tenggara serta lainnya.
Ketika kata sarjana dan Melayu didekatkan menjadi term “sarjana Melayu” memberikan makna tersendiri. Sarjana Melayu didefinisikan adalah orang Melayu mendapat gelar akademik strata satu yang dicapainya setelah menamatkan tingkat terakhir di perguruan tinggi. Bahasa sederhananya sarjana Melayu diistilahkan dengan cendikiawan atau akedamikus Melayu, merujuk pada seseorang yang memiliki pengetahuan mendalam dan keahlian dalam bidang tertentu baik secara teoritis maupun dalam penerapannya. Kesimpulannya jika dilihat dalam arti luas, terminologi sarjana Melayu harus dilihat dua perspektif yakni : (1). Gelar akademik sarjana (S1) yang diperoleh dari perguruan tinggi diberikan kepada orang Melayu. Misalnya sarjana Melayu telah membentuk komunitas dalam Ikatan Sarjana Melayu Indonesia yang di dalamnya kumpulan orang – orang Melayu dengan latar ilmu berbeda – beda. (2). Individu yang bergelar sarjana Melayu dalam bidang keilmuan Melayu atau terkait dengan kebudayaan, sejarah, adat istiadat Melayu. Kalau disebut pula seseorang ahli, pakar atau praktisi Melayu adalah seseorang yang memiliki pengetahuan mendalam dengan keilmuan Melayu berupa budaya, sejarah, seni dan lainnya.
ISMI Aset Strategis Negara
Sejak didirikannya Ikatan Sarjana Melayu Indonesia kemudian bertransformasi menjadi organisasi modren bagi sarjana anak – anak Melayu, telah menempatkan ISMI memjadi wadah cendikiawan dan akademikus Melayu negeri ini. Dalam tubuh organisasi ini adala individu – individu yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan keahlian. Kelompok sarjana ini memiliki semangat dan komitmen tinggi untuk menciptakan inovasi baru dan mengembangkan ilmu - teknologi yang dapat memajukan berbagai sektor seperti industri, pertanian, kesehatan, teknologi dan lainnya. Tidak terbilang pula jumlah mereka menjelma menjadi tokoh – tokoh besar menorehkan karya, tenaga, pikiran dalam bidangnya masing – masing untuk kepentingan kemajuan negara ini. Artinya kekuatan konstruksi negara ini dalam seluruh dimensi kehidupan dibangun dari integral peran sarjana Melayu.
Indonesia merupakan bangsa dan negara besar, sebuah negara besar dan kuat tidak dapat dibangun melalui instrumennya yakni pemerintah saja, melainkan membutuhkan penyangga kuat tegak berdirinya negara ini. Pilar – pilar negara harus diakomodir dilibatkan memberikan kontribusi berinovasi dalam pembangunan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, penguatan ekonomi, keamanan, peningkatan kesejahteraan masyarakat semuanya siap terlibat sebagai komponen negara. ISMI bagian dari pilar sekaligus aset strategis negara yang harus memfungsikan dirinya, diantaranya : (1). Pengingkatan legitimasi kebijakan. Mau tidak mau diminta atau tidak diminta ISMI harus mendukung setiap kebijakan negara selama kebijakan tersebut memberikan kemaslahatan kepada masyarakat (2). Peningkatan efektivitas program pemerintah. Kehadiran ISMI berpartisipasi dalam program – program pemerintah dalam pembangunan efektif dan efisien, karena ISMI organisasi kemasyarakatan dibentuk oleh masyarakat dan menjadi bagian dari masyarakat, maka sedikit banyak akan memahami persoalan daerah dan kemasyarakatan tersebut (3). Penguatan demokrasi. Bagi ISMi fungsi ini juga tidak kalah pentingnya dalam mengawal demokrasi seperti Pemilu dan pengawasan pemerintah untuk memperkokoh demokrasi dan memastikan pemerintah responsif terhadap aspirasi rakyat Indonesia (4). Menjaga keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Lazimnya kemajemukan itu rentan dengan konflik horizontal. Konflik merupakan hal yang terjadi akibat dari interaksi manusia dilatari oleh keanekaragaman yang dibawa oleh individu dalam interaksi setidaknya konflik disebabkan oleh aspek primordialisme, etnosentrisme dan fanatisme yang berlebihan. Namun ISMI harus memfungsikan dirinya pada posisi tengah sebagai alat pemersatu di tengah negeri yang berbilang guna mengokohkan NKRI.
Peta Jalan ISMI dalam Visi Asta Cita Menuju Indonesia Emas.
Pengukuhan pengurus ISMI pada tanggal 28 Juni 2025 atau tepatnya memasuki priode 2025 – 2030 M, menandai ISMI terus berjalan berkembang secara berestafet dari waktu ke waktu. Sebagai sebuah organisasi yang didalamnya merupakan kumpulan para sarjana anak Melayu dengan keilmuan beragam, organisasi ini dipandang sebagai organisasi elit, paling tidak diukur dengan kesadaran para cendikia Melayu memiliki loyalitas tinggi disamping memiliki struktur kuat menubuhkan perserikatannya sejak berdiri hingga perkembangannya saat ini. Pengukuhan ini harus menjadi momentum pembenahan segala sisi untuk harus dirapikan, diperkuat sehingga organisasi ini mengkristal menjadi organisasi modren, elit dan dibutuhkan oleh masyarakat dan negara
Peta jalan (roadmap) ISMI menjadi prinsipil concern diperhatikan. Peta jalan menjadi panduan strategis bagi organisasi, meningkatkan koordinasi dan memastikan keselarasan semua pengurus secara terstruktur dari pusat hingga ke daerah mencapai tujuan bersama. Peta jalan membantu ISMI mengartikulasikan visi, tujuan dan inisiatif yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan ISMI jangka panjang. Peta jalan yang telah dirumuskan priode masa lalu tidak selamanya dapat menangkap kebutuhan dan isu kekinian, karena waktu dan masa senantiasa berubah, segala program harus menselaraskan sesuai kebutuhan tersebut. Karena itu roadmap ISMI perlu direvisi diperkuat menselaraskan napas kontemporer meskipun tidak menghilangkan kontruksi masa lalu namun berorientasi saling melengkapi. Menselaraskan napas kontemporer dimaksud adalah bagian dari orientasi kenegaraan melalui visi Asta Cita.
Penguatan delapan misi Asta Cita pemerintahan Prabowo – Gibran menjadi fondasi prioritas penguatan arah jalan ISMI ke depan. Apalagi semangat Asta Cita telah terbangun dalam platform pendirian ISMI meskipun masih bersifat parsial belum komprehensif. Asta Cita adalah visi diusung oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menjadi visi bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045 yang berisikan : (1). Memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi dan hak asai manusia (2). Memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, emergi, air, ekonom kreatif, ekonomi hijau dan ekonomi biru (3). Meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif dan melanjutkan pengembangan instruktur (4). Memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi, olahraga, kesetaran gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda dan penyandang disabilitas (5). Melanjutkan hilirisasi dan industrilisasi untuk meningkat nilai tambah dalam negeri (6). Membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan (7). Memperkuat reformasi politik, hukum dan birokrasi serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba (8). Memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam dan budaya serta meningkatkan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur.
ISMI harus mampu memasukkan dirinya ke dalam visi Asta Cita sebagai landasan kerja dan orientasi menjalankan roda organisasi ini. ISMI harus menselaraskan berbagai programnya hasil adopsi Asta Cita guna berkontribusi pada pencapaian visi Indonesia Emas 2045. Pada tahun 2045 Indonesia diperkirakan akan mendapatkan bonus demokrafi dimana jumlah penduduk Indonesia 70 % nya dalam usia produktif (15 – 64 tahun) akan banyak dihadapkan tantangan dan harapan tidak pasti, jika generasi ke depan tidak diperkuat dalam visi Asta Cita. Karena itu ISMI sebagai salah satu komponen bangsa strategis, harus mampu mendorong sejak dini tenaga produktif potensial mewujudkan kreativitas dan inovasi tinggi untuk disiapkan menuju Indonesia emas. Apalagi dari generasi tersebut terdapat generasi ISMI itu sendiri, selazim-nyalah ISMI secara global memberikan penguatan ragam ilmu pengetahuan, inovatif dan tingkat kreativitas tinggi agar generasi Indonesia telah siap memasuki era tersebut. Semoga
Penulis adalah Dewan Pakar PP ISMI bergelar Datuk Cendikia Penata Raja & Guru Besar UIN Sumatera Utara
0 komentar:
Posting Komentar